Semut dan Lalat
>> Kamis, 11 Desember 2008
Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tongsampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumahkeluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekorlalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menujusebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. "Saya bosandengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar,"katanya.
Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menujupintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutuprapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar diabergabung kembali dengan mereka.Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat danmenerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencobakeluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dariatas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus danterus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampakkelelahan dan kelaparan.
Esok paginya, nampak lalat itu terkulailemas terkapar di lantai.Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalanberiringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketikamenjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumunidan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanansemut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itumenuju sarang mereka.
Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yanglebih tua,
"Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?"
Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti`ini.
Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telahberjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika takjuga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hinggaakhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita.
"Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran danbertanya lagi,
"Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"
Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab,
"Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dantelah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama."
Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius,
"Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."
"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda."
Anonymous